Friday, January 11, 2013

KOMUNIKASI KONSELING


KOMUNIKASI KONSELING
KOMUNIKASI DALAM KONSELING 
Biasanya komunikasi dalam konseling selalu melibatkan tiga dimensi, yaitu dimensi pribadi, dimensi kontekstual, dan dimensi relasional. Pada dimensi personal, dalam proses konseling, konseli menyampaikan pesan tentang keberadaan diri mereka sendiri kepada konselor, dimensi kontekstual berkaitan dengan isi dari pesan yang disampaikan. Dimensi relasional ini terkait dengan pesan-pesan yang merupakan penghargaan dan pandangan konseli terhadap konselor selama proses konseling berlangsung. Dalam komonikasi konseling, juga sering terjadi masalah, seperti maslah pengontrolan dan masalah gejala. 

a. Masalah pengontrolan seperti: 
• Mengontrol suasana emosi 
• Mengontrol respon konselor 
• Mengontrol kurangnya kesadaran 
• Mengontrol keterampilan memanipulasi 

b. Masalah Mengkomunikasikan melalui gejala-gejala, seperti 
• Jenis-jenis pesan 
• Implikasi bagi konselor 

D. KETERAMPILAN-KETERAMPILAN dalam KOMUNIKASI DALAM KONSELING 

1. Penghampiran 
Penghampiran (atending), merupakan keterampilan dasar dalam setiap proses komunikasi yang bersifat dialogis karena penghampiran seolah-olah merupakan pembukaan untuk memulai suatu komunikasi. Keterampilan penghampiran merupakan keterampilan berkomunikasi melalui isyarat isyarat verbal dan non verbal sehingga memberikan kemungkinan peserta memberikan perhatian kepada pembicara pada tahap paling awal. Bila hal ini berhasil dilakukan dengan baik, maka hal itu akan menjadi awal bagi proses komunikasi selanjutnya. Sapaan awal dengan nada suara yang baik adalah merupakan pintu pertama dari penghampiran, misalnya ucapan “Assalamu’alaikum, dst. “Selamat pagi, selamat berjumpa, dsb.” Hal itu dilakukan dengan tekanan suara, sikap sopan, kontak mata, penampilan perawakan, pengamatan, gerak badan, dsb. 
Secara psikologis, penghampiran merupakan suatu situasi yang memberikan suasana hubungan yang sedemikian rupa dimana para peserta merasa dirinya diterima, merasa dekat, merasa penting, dan dihargai martabatnya.
Keterampilan penghampiran dapat dikembangkan melalui berbagai cara seperti: 
• Ungkapan salam dan sapaan yang penuh sopan, dengan nada suara yang baik 
• Penampilan diri dengan postur (perawakan) fisik yang meyakinkan 
• Gerakan fisik yang disertai dengan perhatian secara menyeluruh 
• Pengakuan, sentuhan, dan kontak fisik yang sederhana dan penuh perhatian, disertai dengan sikap yang 
   menunjukkan bahwa kehadiran kita sebagai sesuatu yang akan memberikan makna bagi para peserta 
• Memelihara kontak mata secara menyeluruh dan tepat sesuai dengan situasi dan topik bahasan 
• Mengamati dan menyimak dengan penuh perhatian 

2. Empati 
Keterampilan empati dapat dilakukan dengan cara memberikan respon Kepada peserta didik dalam bentuk: 
• Sikap menerima dan memahami ungkapan orang lain, misalnya dengan gerak mata, anggukan, gerak tangan, air muka dsb. 
• Memberikan perhatian yang mendalam terhadap ungkapan seseorang 
• Pernyataan yang menggambarkan ungkapan suasana perasaan yang diungkapkan 
• Memberikan dukungan terhadap ungkapan tertentu 

3. Merangkum Sebagai wujud sikap penerimaan kita terhadap 
Ungkapan tersebut, maka keterampilan yang diperlukan adalah keterampilan merangkumkan.  Untuk itu kita harus mampu menyimak seluruh pembicaraan dengan baik dan kemudian membuat rangkumannya untuk selanjutnya disampaikan sebagai respon kita terhadap pembicara. Keterampilan membuat rangkuman yang baik dan tepat dapat memberikan dampak psikologis adanya rasa diterima, dihargai, dan diakui yang pada gilirannya dapat menunjang proses dialogis selanjutnya. 

Keterampilan merangkumkan dapat dilakukan dengan cara-cara seperti: 
• Memberikan kesempatan kepada pembicara untuk menyampaikan ungkapannya secara lengkap 
• Menunjukkan sikap memberikan perhatian dan menyimaknya dengan penuh perhatian 
• Membuat catatan-catatan seperlunya untuk merangkum pembicaraan 
• Pada akhir pembicara menyampaikan ungkapannya, 
4. Bertanya 
 Bertanya merupakan salah satu aspek dalam proses komunikasi baik dalam memulai, selama proses berjalan, ataupun dalam mengakhiri. Dalam komunikasi konseling ada dua macam bentuk pertanyaan, yaitu pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Pertanyaan terbuka merupakan pertanyaan yang menuntut jawaban secara terbuka oleh pihak yang ditanya. 
Pertanyaan terbuka dapat membantu peserta dalam: (1) memulai perbincangan, (2) meminta penjelasan lebih lanjut, (3) memberikan contoh, dan (4) memusatkan pada perasaan peserta. Pertanyaan tertutup merupakan pertanyaan yang jawabannya sudah pasti dan biasanya bersifat faktual. 

Keterampilan bertanya dapat dikembangkan dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 
• Perhatikan suasana peserta konseling. 
• Kuasai materi yang berkaitan dengan pertanyaan • Ajukan pertanyaan dengan cara yang jelas dan terrah, serta tidak keluar dari topik pembahasan Segera berikan respon balikan terhadap jawaban pertanyaan yang diajukan, dengan sikap yang baik dan empatik. 
5. Kejujuran 
Dalam komunikasi konseling, komunitator terutama pemberi pesan harus mampu menunjukkan kejujuran dari apa yang diungkapkannya sehingga dapat memberikan pesan secara obyektif. Dalam hal ini ia harus mampu menyampaikan sesuatu secara terbuka tanpa harus dimanipulasi. Berkomunikasi secara jujur dan asli merupakan keterampilan yang amat penting. Dengan keterampilan ini komunikator dapat menyatakan perasaannya mengenai perasaan orang lain dengan cara yang sedemikian rupa sehingga orang lain dapat menerima tanpa ada ketersinggungan. Untuk dapat mewujudkan keterampilan ini, kita harus mau memahami dan mampu menyatakan perasaan yang sesungguhnya kepada orang lain. Keterampilan kejujuran dapat membantu untuk berbagi perasaan terhadap apa yang dikatakan atau dilakukan orang lain, dan tetap menjaga hubungan baik. 
Untuk mengembangkan keterampilan kejujuran ada empat kondisi yang harus diperhatikan yaitu: 
a. Ungkapan perasaan yang sebenarnya 
b. Kejadian tertentu yang membuat perasaan itu 
c. Alasan mengapa berperasaan seperti itu 
d. Pengaruh perasaan itu terhadap kegiatan selanjutnya 

No comments:

Post a Comment